PORTOFOLIO BINTANG RESTU H
PORTOFOLIO MINI CAFE
TENTANG WIRAUSAHA MINI CAFE
PORTOFOLIO BINTANG RESTU H
B jawa
Materi Basa Jawa: Tatakrama Berjualan (Etika Dagang)
I. Pambuka
Tatakrama berjualan tegesé tata krama utawa etika sing kudu dijaga déning para pedagang nalika padha dagang. Ing budaya Jawa, dagang ora mung golèk bathi, nanging uga kudu ngajèni liyan, jujur, lan andhap asor.
II. Tatakrama Berjualan Kang Bener
-
Jujur lan Ora Ngapusi
-
Pedagang kudu jujur marang barang dagangané, kayata rega, kualitas, lan asal-usulé.
-
Aja nganti ngapusi pelanggan nganggo barang palsu utawa ora cocog karo sing dijanjekaké.
-
-
Sopan Santun marang Pembeli
-
Ngucap salam lan ngajèni pelanggan kanthi tembung alus.
-
Ngomong nganggo tembung sing lembut, ora keras, ora nesu, lan tetep andhap asor.
-
-
Nggawe Regané Pantes
-
Rega kudu disesuaikaké karo kualitas barang lan ora kemahalan.
-
Yen bisa, uwisna rega kanggo sedulur utawa pelanggan tetap minangka bentuk rasa paseduluran.
-
-
Ora Maksa Pembeli
-
Aja maksa wong tuku nek pancèn ora gelem.
-
Nanging tetep ramah, sabar, lan nyedhiyani katrangan sing jembar.
-
-
Ngucap Matur Nuwun
-
Sawisé ana pelanggan tuku, ucapna “Matur nuwun” kanthi ikhlas lan tulus.
-
Iki nuduhaké rasa syukur lan ngajèni marang pelanggan.
-
-
Ngopeni Keresikan lan Kerapian
-
Lapak utawa toko kudu resik, rapih, lan narik kawigaten.
-
Barangé ditata becik, ora mbingungi pelanggan.
-
-
Tanggung Jawab lan Layanan Sawisé Tuku (After Sales)
-
Yen ana barang sing rusak utawa ora cocog, pedagang kudu gelem nanggung jawab.
-
Iki nuduhaké kapercayan lan tanggung jawab jangka panjang.
-
III. Pepindhan (Peribahasa Jawa) Kang Cocog
-
“Wani dagang kudu wani tanggung jawab.”
(Wong sing wani dodolan kudu wani nampa akibat lan tanggung jawabé.) -
“Tuna sathak bathi sanak.”
(Rugi sethithik ora papa asal nduwé kanca lan pelanggan luwih akrab.)
IV. Panutup
Dagang kanthi tatakrama Jawa ndadèkaké pelanggan luwih percaya lan ajeg. Rejeki ora mung saka rega, nanging uga saka beciké laku lan budi pekerti.
Tanduran becik, bakal ngasilaké woh sing becik.
Agama
Materi: Etika Berdagang dalam Islam
I. Pendahuluan
Perdagangan merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW sendiri adalah seorang pedagang yang jujur dan terpercaya (al-Amîn). Islam memberikan tuntunan yang sangat jelas mengenai adab dan etika dalam berdagang agar tidak hanya mengejar keuntungan dunia, tetapi juga keberkahan dari Allah SWT.
II. Prinsip Dasar Etika Berdagang dalam Islam
-
Kejujuran (Shidq)
-
Pedagang harus jujur dalam menyampaikan kondisi barang dan harga.
-
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada.”
(HR. Tirmidzi)
-
-
Amanah
-
Menjaga kepercayaan pembeli, tidak berkhianat dan tidak curang.
-
Jika menjanjikan sesuatu, harus ditepati.
-
-
Tidak Menipu
-
Islam melarang keras segala bentuk penipuan.
-
Sabda Rasulullah SAW:
"Barang siapa menipu, maka ia bukan termasuk golonganku."
(HR. Muslim)
-
-
Menimbang dan Mengukur dengan Adil
-
Jangan mengurangi timbangan atau takaran.
-
Firman Allah dalam QS. Al-Muthaffifin ayat 1-3:
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”
-
-
Tidak Bersumpah Palsu
-
Sumpah palsu untuk menarik pembeli adalah dosa besar.
-
-
Menghindari Riba dan Praktik Curang
-
Dalam transaksi, tidak boleh ada unsur riba, penipuan (gharar), atau ketidakjelasan dalam akad.
-
-
Memberi Kemudahan dan Tidak Memaksa
-
Memudahkan orang dalam bertransaksi dan tidak mempersulit.
-
Rasulullah SAW bersabda:
"Semoga Allah merahmati seseorang yang mudah ketika menjual, membeli, dan menagih."
(HR. Bukhari)
-
-
Berani Mengembalikan Barang
-
Jika pembeli tidak puas atau barang rusak, bersikap lapang dada untuk mengembalikan atau menukar barang.
-
III. Akhlak Seorang Pedagang Muslim
-
Sabar dan tidak mudah marah ketika menghadapi pembeli.
-
Ramah dan sopan dalam melayani.
-
Tidak berlebihan dalam mengambil keuntungan.
-
Menjaga kebersihan tempat usaha dan produk.
-
Tidak menjelekkan pedagang lain.
IV. Keutamaan Berdagang Secara Islami
-
Dagang yang halal dan sesuai syariat akan mendatangkan keberkahan, meskipun untungnya kecil.
-
Menjadi sarana untuk menambah rezeki dan beramal (misalnya, dengan bersedekah dari hasil dagang).
-
Menjadi jalan menuju surga jika dilakukan dengan cara yang baik dan benar.
V. Penutup
Islam tidak hanya mengatur ibadah ritual, tapi juga muamalah, termasuk berdagang. Etika berdagang yang islami adalah kunci keberhasilan dunia dan akhirat. Pedagang yang jujur dan amanah akan mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah SWT.
“Keberkahan ada dalam jual beli yang dilakukan dengan kejujuran dan kerelaan kedua belah pihak.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Sejarah
Materi: Sejarah Wirausaha
I. Pengertian Wirausaha
Wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan untuk melihat dan menciptakan peluang usaha, serta berani mengambil risiko untuk menjalankan dan mengembangkan usaha tersebut demi mencapai keuntungan.
Kata "wirausaha" berasal dari:
-
"Wira": berani, unggul, berbudi luhur
-
"Usaha": kegiatan untuk mencapai tujuan
II. Asal Usul dan Sejarah Wirausaha
1. Masa Kuno
-
Kegiatan wirausaha sudah ada sejak zaman dahulu, dimulai dari pertukaran barang (barter) pada masa prasejarah.
-
Dalam masyarakat Mesir, Romawi, dan Yunani kuno, perdagangan sudah berkembang, dan para pedagang melakukan perjalanan jauh untuk berdagang antar wilayah.
2. Abad Pertengahan (500–1500 M)
-
Pada masa ini, wirausaha lebih banyak dijalankan oleh pedagang dan pengrajin dalam sistem gilda (perkumpulan).
-
Agama memiliki pengaruh besar; di Eropa, kegiatan bisnis dibatasi oleh ajaran gereja.
-
Di dunia Islam, para pedagang seperti di Jazirah Arab justru berkembang pesat. Nabi Muhammad SAW sendiri dikenal sebagai seorang wirausahawan sukses.
3. Abad 16–18 (Zaman Penjelajahan dan Revolusi Industri Awal)
-
Banyak negara Eropa mulai berdagang lintas benua.
-
Munculnya perusahaan dagang besar seperti VOC (Belanda) dan EIC (Inggris).
-
Konsep kapitalisme dan pasar mulai berkembang.
4. Revolusi Industri (Abad ke-18 dan 19)
-
Dimulai di Inggris, revolusi ini menciptakan banyak peluang usaha baru di bidang industri, manufaktur, dan teknologi.
-
Muncul wirausahawan besar seperti:
-
James Watt (pengembang mesin uap),
-
Henry Ford (otomotif),
-
Andrew Carnegie (industri baja).
-
5. Abad ke-20 hingga Sekarang
-
Wirausaha berkembang pesat dalam bidang teknologi, informasi, dan digital.
-
Lahir perusahaan besar dari ide wirausahawan seperti:
-
Bill Gates (Microsoft),
-
Steve Jobs (Apple),
-
Elon Musk (Tesla, SpaceX),
-
Nadiem Makarim (Gojek – Indonesia).
-
III. Sejarah Wirausaha di Indonesia
-
Zaman Kerajaan: Wirausaha dilakukan oleh rakyat dalam bentuk pasar tradisional dan perdagangan hasil bumi.
-
Zaman Penjajahan: Usaha rakyat dibatasi, sementara kolonial mendominasi kegiatan ekonomi.
-
Pasca Kemerdekaan: Pemerintah mulai mendorong tumbuhnya pengusaha lokal.
-
Era Modern: Muncul banyak wirausahawan muda melalui UMKM, startup, dan ekonomi digital.
IV. Perkembangan Konsep Wirausaha
-
Dulu: Fokus pada produksi dan perdagangan barang.
-
Sekarang: Lebih pada inovasi, teknologi, dan solusi masalah masyarakat.
-
Social entrepreneurship juga mulai berkembang — menggabungkan tujuan bisnis dengan tujuan sosial.
V. Penutup
Wirausaha memiliki sejarah panjang yang terus berkembang seiring waktu. Wirausahawan bukan hanya pencari untung, tetapi juga penggerak perubahan dan penyedia solusi. Dengan memahami sejarahnya, kita bisa lebih menghargai pentingnya semangat berwirausaha di era modern.


%20By%20Impostor%20Gelap.jpg)








